Mendongkrak Performa Supra X 100cc

    honda blade karburator suka banjir     ferrari modifications rubahan variasi honda revo honda tiger modifikasi sport modif honda cb200 helm cargloss motif harley davidson satria f drag funky variasi cakram depan ganda satria fu jual fairing minerva modif jambi megapro pake koil suzuki gp

    Mendongkrak Performa Supra X 100cc

    Supra X Indranesta "BlackBox"
    Supra X Indranesta "BlackBox"
    Tulisan ini sudah Indranesta mulai sejak 19 Jan 09, namun belum di publish dikarenakan lebih fokus pada pemilihan oli di tulisan Uji Oli untuk Supra X , namun melihat trend diskusi pada komentar tulisan seleksi oli, maka Indranesta memutuskan untuk mem-publish tulisan ini dengan harapan topik diskusi seputar parts upgrade/variasi Supra X dan Honda bebek pada umumnya dapat lebih terarah. Selamat menikmati…
    ==
    Well,
    Baru saja bulan desember lalu Indranesta menerima kiriman motor Honda Astrea Supra X 2003 dari Jogja.
    U know lah, Kalangan bebek Honda memang terkenal bermesin irit, tapi akibatnya berkarakter tarikan bawah agak lemot, selain itu jadi incaran maling2 dan begal2 seantero negri, jadi kesihan sekali bebek Honda yang tidak bisa ngibrit akan jadi mangsa empuk mereka untuk kemudian dijual jadi motor bodong atau dipreteli spare parts-nya.
    Dahulu kala Januari tahun 2004 ketika motor ini masih gress Indranesta sempat mencoba motor priyayi ini berboncengan dengan adik yang kebetulan berbobot di atas rata2, dan memang sudah diduga, untuk sendiri saja susah tarikannya apalagi berdua, walhasil harus sabar mengurut gas dan membuka gas lebih lebar demi tarikan yang tak seberapa.
    Sebenarnya, dari dulu Indranesta paling tidak mau pakai bebek Honda, ya praktis krn alasan di atas. Tapi apa daya, memakai Yamaha Crypton sudah terlalu lama, 12 tahun, dan bosan tentu saja, butuh kesegaran baru, alias mainan baru, selain itu kalau pun mau facelift dan variasi racing, tetap saja sudah bosan karena barangnya masih yang itu juga. Sesungguhnya tidak ada masalah dengan mesin dan penampilan crypton, selain body dan kaki2nya sudah sedikit hancur termakan ganasnya jalan, dan borosnya yang semakin bikin ga tenang, sementara turbo cyclone sudah tidak ada yang jual (yang dulu terpasang hilang entah dimana raib saat service), tarikannya sungguh memuaskan terutama gigi 1 dan 2, tapi ya itu top speed ga jauh2 dari 80-90km/jm, dan selama ini memang tidak butuh top speed tinggi2 amat, kan harian ini.
    Back to Supra x, akhirnya, Indranesta kena tulah omongan sendiri, harus pakai Honda jenis Supra X, karena masih ada kebutuhan lain yang cukup besar, jadi kalau harus beli motor baru kantong bakalan terasa berat, padahal lagi naksir berat Kawasaki Athlete 125 atau Suzuki New FU 150, hiks…
    Begitu motor tiba pertengahan Desember lalu, lansung kaget, Karena kondisi shock belakang ceper, alias anting aslinya diganti yang super pendek, tapi asik juga, krn nyonya Indranesta senang dengan hal ini, tapi kondisi per asli ini jg lumayanlah, ga parah amat. Sementara untuk tarikannya masih sama dengan yang dulu, krn servisnya msh yang rutin AHASS, oli jg pakai oli standar federal 20w-50, ya sudah…
    Sementara kondisi body msh standar abis, cuma ketambahan jepitan barang tambahan di tengah.
    Supra x ini Indranesta bawa dari DKI Jakarta ke Lampung dengan dinaiki berboncengan, menempuh jarak sekitar 200km + nyebrang selat sunda dalam satu hari, jadi seharusnya ada hal2 yang perlu dipersiapkan. Setelah perjalanan antar pulau ini Supra X akan dipakai memenuhi kebutuhan berkendara sehari2, dan harus bisa meladeni karakter berkendara Indranesta.
    Maka ini lah langkah2 yang Indranesta ambil untuk meningkatkan keadaan di 3 aspek utama yakni (1), keamanan, (2). kinerja, dan (3). kenyamanan, sementara aspek keindahan (estetika) tidak masuk prioritas saat ini krn kebetulan masalah dana, pun Indranesta dan nyonya focus untuk masalah fungsi (utilitas) saja.
    Keamanan :
    1. Ban – paling sebel kalau ban kempes, apalagi bocor di tengah perjalanan, apalagi jauh dari mana2, mendorong motor naik turun gunung sepanjang jalan Lintas Sumatra, no way! Indranesta tidak mau ambil resiko itu, So, Indranesta putuskan pakai ban tubeless depan belakang, pilihan ban jatuh pada merk Swallow, karena satu2nya merk local yang mampu menembus 4 sertifikasi internasional, ban merk lain mungkin max 3 saja, selain itu harganya di bawah yang lain, kualitas dan harga lulus, desain pun oke, Indranesta ambil yang tipe Sea Hawk 70/90 tubeless SB115, selain itu, klaim produsen tipe swallow yang ini model baru dan lebih siap untuk kondisi basah. Ketika Indranesta cek dan pasang pun, ternyata lebih empuk dr ban lain, ya semoga cocoklah dalam hati Indranesta. Depan belakang keduanya pakai 70/90 atau setara 2.50 (ban depan standarnya Honda Supra X memang 2.50 belakang 2.75), tapi karena pertimbangan tarikannya payah, dan Indranesta pengalaman pakai ban lebar itu boros bensin sebab tarikan jd makin berat apalagi boncengan jarak jauh dan mesin belum mampu menembus 60km/jam, maka Indranesta putuskan pakai 2.50 juga untuk ban belakang, dan sukurlah masuk (selain itu ngirit harganya juga kan) meskipun harus mengorbankan kestabilan trek lurus saat berboncengan. Karena pakai ban tubeless maka mau tak mau harus ganti velg racing (padahal ga perlu2 amat sih buat Indranesta, tapi technically harus), dan alamak, harga velg racing jauh lebih mahal dr ban tubeless. Tapi karena sudah bulat tekad, akhirnya dijalani juga, pilih punya pilih, akhirnya velg Valentino Rosi warna hitam model akar dengan cakram/disc lebar 30cm ala Satria FU150 yang jadi pilihan, sama sekali ga malu2in, malah tambah keren (ya iyalah), velg dengan disc 30 cm ini harganya tidak beda jauh dengan velg racing biasa yang tanpa disc (pakai disc bawaan motor kita). Total untuk ban+velg+pentil+pasang, habis 655rb. Update: 3 April 2010 ganti ban belakang dengan Corsa S123 tubeless 90/70, pertimbangannya, ban belakang tipis sdh mendekati 1.6mm, agak mengkhawatirkan dengan karakter berkendara spt Indranesta. Kenapa pakai Corsa? tadinya mau pakai swallow 90/70 stream atau x-worm, tapi harganya lebih mahal, setelah dipelajari lebih jauh Corsa (achilles) ini punya 3 jenis compound, cocok untuk ban belakang, selain itu punya alur air, dan pola tapak ban cukup mantap untuk menambah traksi, plus tipe S123 ini berkarakter soft jadi enak untuk boncengan & jalan berlubang+poldur, dan ternyata setelah dipasang memang lebih nyaman “menghajar” lubang + poldur, menikung pun lebih mantap, tampilan pun makin oke meski bbm jadi lebih boros n tarikan jadi lebih berat pastinya. Yang jelas nyonya sudah tidak komplain lagi kalau kena lubang & poldur tiba2 :)
    2. Kunci kontak – paling apes kalau dibobol pakai kunci T maling2 motor, apalagi merk Honda sudah jadi inceran dimana2, akhirnya Indranesta cari kunci kontak yang relative aman, tadinya mau pakai model dingdong yang bulat, tapi karena kondisi off nya mudah lepas maka Indranesta batalkan, ganti dengan model biasa tapi ada tutupnya (cover sliding) ala motor model baru, harganya relative sama, untuk ini Indranesta harus menebus seharga 50rb.
    3. Gantungan kunci – repot amat kalau kunci kontak sampai tercecer jatuh di jalan, apalagi jalan jauh, akhirnya Indranesta beli gantungan kunci yang bisa disangkutkan ke gantungan barang, total biayanya 7rb saja, tapi hati jadi lebih tenang, karena dulu pernah kunci jatuh dan tercecer, pusing nyarinya sepanjang jalan…
    4. Helm – untuk urusan kepala, Indranesta kali ini percayakan pada helm ½ face, kapok pake cakil yang super gerah n berat, repot pula buka tutup kalo di perkotaan, repot pula nyimpannya, mahal pula, apalagi yang model flip-up/modular. Akhirnya untuk helm utama Indranesta pilih merk Best1 warna polos silver dengan kaca helm pelangi, brand local, tapi punya harga dan performa lumayan, intinya semua busa dalamnya bisa dilepas untuk dicuci. Helm kedua Indranesta pilih merk WT D’smart  black dove dengan kaca helm warna hitam, helm ini tidak bisa dilepas busanya, masing2 helm lengkap dengan tas bungkusnya, untuk ini Indranesta suka tas bungkus WT Helm, lebih elegan hitam dan ada kunci talinya. Untuk semua helm Indranesta keluarkan dana 170rb saja, mungkin nanti akan Indranesta tambah dengan kaca helm yang model kaca film mobil yang aman untuk siang-malam seharga sekitar 35-50rb tergantung nawarnya. Update: heboh isu helm SNI emboss awal April ini cukup merepotkan, aparat belum siap, pedagang belum siap plus resah karena bakalan tidak bisa jualan non SNI lagi, plus rider juga repot cari helm SNI emboss yg harganya ramah di kantong. Jika harus ganti, saat ini belum ada bisa dipertimbangkan karena Indranesta cari yang punya lubang ventilasi besar depan dan belakang, modelnya standar half face saja plus pet/topi yg sangat berguna saat silau kena sinar matahari pagi/sore yang makin garang saja rasanya. Pilihan saat ini NHK Predator polos 250-270rb (tapi sayang kacanya bening, harus ganti yg siang malam) selain itu harganya lumayan mahal. Lainnya merk Gardio dengan fitur AirFlowTunnel utk bikin kepala adem, harga 190-200rb blm termasuk kaca/visor (bagus juga bisa sesuaikan selera). Update 1 mei 2010, pilihan lainnya, KYT Romeo 210rb polos, 250-260rb motif, & INK Terminator (naksir yg ini nih :) ) 270-280rb polos, keduanya kaca bening, bisa ganti yg adem u siang malam, tinggal nego saja dg yg jual.
    5. Sarung tangan -  ini untuk keamanan tangan dari goresan / luka saat terjatuh, juga pelindung dari panas matahari. Untuk ini Indranesta pilih model ½ (jari kelihatan) seharga 10rb saja, yang penting fungsinya berjalan baik, terakhir ini, diupgrade dengan sarung tangan serupa seharga 18rb, untuk perlindungan lebih baik. Update: April 2010 saat ini sedang mencari sarung tangan dengan pelindung/protector selain busa tapi ringan, sayang juga kalau terjadi apa2, maklum kita kerja lebih banyak dengan tangan kan? harga jelas2 di atas 50rb…
    6. Spion – ini penting juga, Indranesta repot pakai yang standar kalau dempet2an di lampu merah, juga pas masuk rumah, krn nyangkut di pintu, padahal lebarnya Indranesta puas sekali, akhirnya Indranesta pakai model variasi yang lebih kecil seharga 17rb dan tambahan spion kecil model F-1 di kabel gas seharga 5rb. Ini pun Indranesta masih jajaki kalau ketemu yang lebih oke kenapa tidak? Demi keamanan berkendara juga. Saat ini sedang menaksir spion standar CS1 atau spion Beat yang tidak melewati lebar setang, hanya saja untuk spion CS1 seharga 35-40rb/bh ini kosong di mana2, termasuk di supplier spare part level propinsi sekalipun, sedihnya. Apakah ini imbas pemasaran CS1 yang kurang bagus? Jika demikian maka pilihan second best ada di spion Honda Beat seharga 40-45rb/bh. Sampai tulisan ini dibuat, masih menunggu kabar dari AHASS atas ketersediaan spion CS1, katanya kalau mau inden harus pakai STNK CS1, nasib. Namun pada Agustus 09 masuk Honda new Beat dg spion mirip CS1 namun lebih pendek, maka Indranesta memutuskan untuk memakai spion ini saja, namun masalah ketersediaan part masih jadi kendala. Semoga saja dapat… Update: Dan sudah didapat pada Desember 2009, spion Honda CS1, sungguh sulit menemukannya. Spion kiri dapat di Ahass kota Bandar Lampung harga 35rb, dan Spion kanan dapat di Ahass Kota Metro hrg 50rb. Puas rasanya. Mekanis Ahass juga bilang hasilnya bagus dipasang di Supra karena karakter spion CS1 lebih turun jadi area pantulan lebih lega dan lebih aman. Sempat ditawari bengkel pakai spion model koso yg lagi in tapi males, karena permukaannya kurang luas, pandangan terbatas, kurang aman, meski cakep, selain itu sudah banyak yg pakai, plus banyak palsunya mulai 35rb – 300ribu lebih.
    7. Minyak Rem Dot4: kuras minyak rem Feb 2010, karena rasanya rem tidak pakem lagi dan kaku. Jasa 8rb + 2 botol minyak rem 2x 6rb. Di bengkel Ahass  langganan.
    8. Klakson: standar 2 buah+relay. awalnya pakai relay biasa harga 12rb, tp cuma bertahan beberapa bulan jebol, ganti relay merk Hella 35rb tapi malah konslet karena masangnya tidak pakai dudukan, jadi pas dicuci air masuk ke relay (banjir). Update: April 2010 Sekarang posisi relay sudah aman, kecil kemungkinan air masuk. Ganti klakson baru model standar, bawaan motor asli dilepas karena bunyinya “cemen:) n baru tahu kalau klakson spt ini bisa distel nadanya, pakai dua jadi stereo, intinya orang segera minggir plus bunyinya beda sendiri…
    9. Kaliper: Update : 26 April pasang kaliper satu piston cakram depan milik Honda GL Pro sang legendaris, harga 175rb dg pasang (harus buat dudukan baru ke tukang bubut, perlu waktu seharian). Efeknya, rem jadi lebih pakem tapi empuk, moga2 saja lancar selanjutnya n gak macet seret lg pistonnya, amin. Bentuknya jadi lucu pas dipasang di cakram lebar ala satria fu, mungkin lebih manis kalau pake kaliper brembo 4 mini piston ya, tapi harganya 250rb lumayan jauh bedanya dg GL Pro, secara indranesta ga yakin 4 piston bisa bekerja optimal dg master rem bawaan supra, selain itu kampasnya juga lebih mahal harganya, kampas ori GL Pro cuma 20rb saja… Tapi kalau nanti masih penasaran dg kaliper brembo2an itu ya nabung dulu lah… :)
    Waiting List:
    1. Rem cakram belakang – hal ini masih dalam pemikiran, mengingat harga yang bervariasi tiap bengkel antara 400-800rb, ada yang pakai full part local campur cina, ada yang pakai Nissin sebagian, nissin juga ada yang KW1-2 dst, ada juga yang focus di adaptor mahal. Ada bengkel yang berani memberi garansi satu minggu, dua bulan, sampai satu tahun service. Selain ini factor kemanan yang cukup vital baru-baru ini Indranesta melihat sendiri di bengkel ada Honda Karisma yang hancur depan dan stangnya setelah nabrak belakang mobil box gara2 rem cakram belakangnya blong, Indranesta sendiri mencoba injak rem nya dan memang blong, cukup shock juga dengan fakta ini tetapi yang cukup melegakan bahwa yang membawa Karisma tersebut cewek dan motornya terlihat sangat kurang terawat, oleh karenanya masih dalam pemikiran. Update: April 2010 Masih ada tawaran pakai Nissin kw2 harga 430-450rb per set,  desain cakram atraktif 3 lubang.
    2. Ban upgrade – secara saat ini Supra X Indranesta tenaga dan putaran bawahnya sudah lumayan oke, maka dimungkinkan upgrade ban ke level berikutnya, yakni: Depan 70/90 (2.50) – belakang 80/90 (2.75). rencananya jika salah satu ban skg sudah tipis akan diganti yang 80/90. Kemudian jika masuk koil+CDI maka naik ke level berikutnya yakni depan 80/90 (2.75) – belakang 90/80 atau uk. 3.00.  Taksiran ukuran ban baru 90/70 belakang, depan 80/70.
    3. Asuransi – secara ini merk Honda, masih ada kemungkinan hilang, dan masih ada kemungkinan kecelakaan meski sudah diamankan sedemikian rupa, akhirnya Indranesta simpulkan, motor ini butuh asuransi. Tapi pilihannya masih dalam penjajagan. Tunggu updatenya yah…
    4. Alarm motor, fungsi utama anti maling, bisa di off dari jarak 500 meter, harga sekitar 200-250rb. bisa on/off dari jauh, bunyi bisa diset juga. Masih dipertimbangkan.
    Kenyamanan :
    1. Center Box : Hampir di setiap kesempatan Indranesta berhenti, parkir, servis, atau berteduh selalu ditanya orang soal center box ini, termasuk para mekanik. Unik katanya. Banyak yang bilang baru melihat box jenis ini. Padahal center box ini dulu sempat jadi trend sebelum wabah rear box, mungkin karena terlindas oleh demam rear box maka center box ini jadi tidak laku. Terus terang Indranesta juga cukup sulit mencari toko yang masih menjual barang ini, pas ketemu juga tinggal satu-satunya yang kebetulan cocok untuk Supra X. Harga 90-115rb. Fungsinya cukup banyak, antara lain:
      1. Penyeimbang berkendara, serasa naik motor laki, karena ada semacam tangki di antara kaki, membuat kaki lebih stabil, dan menurut keluarga tampilannya jadi jantan.
      2. Posisi berkendara jadi lebih baik didapati dengan center box ketika ganti footstep underbone
      3. Fungsi carrier yang baik, tidak perlu lagi tabung mantel, selain itu box ini muat menampung sarung tangan, botol minum, masker, gembok cakram, topi, 2 tali bagasi kecil, kick starter, 1 tali bagasi besar dg kode nomor pengaman ala koper, kunci pas besar 4 cabang, dompet kunci2+spare part cadangan, tali raffia, tas kecil, dokumen, jaket, buku2, dan juga belanjaan kecil2 lainnya, sangat menolong kala hujan dan banyak bawaan.
      4. Mempermanis tampilan, ada ruang tambahan untuk menempelkan sticker.
      5. Tutup box cukup landai dan bisa untuk duduk anak2 di bawah 10kg.
      6. Dilengkapi kunci pengaman.
      7. Anti air/hujan
    2. Braket box belakang : seharga 65rb, warna hitam solid.
      1. Pertama, kalau mau pakai rear box, tinggal pasang saja. Indranesta pilih braket non geser karena kurang manis dilihat kalau sedang tidak pasang box sebab rel gesernya cukup menggangu pemandangan,
      2. plus kalau boncenger bawa tas punggung spy tidak berat n repot bisa disandarkan ke braket ini,
      3. braket ini juga penyeimbang beban belakang supaya tidak terlalu ringan,
      4. selain itu tampilan juga lumayan kompak senada bodi dari besi ori krom ke hitam solid.
      5. Nilai plus ketika harus membawa barang seperti dus, beras, tas besar, dll braket ini sangat-sangat membantu, cukup diikat dengan 2 tali bagasi sudah cukup kuat, dan tidak mengganggu posisi boncenger. Kalau masih kurang bisa diikat dengan tali plastic raffia yang siap sedia di dalam center box.
    3. Shock belakang : Anting asli kembali dipasang, untuk menormalkan riding height dan mengamankan knalpot dari polisi tidur. Shock Supra ini cukup empuk kalau boncengan, Cuma kalau sendirian terasa agak keras dan mentul2 terutama di polisi tidur, masih mikir2 apakah ganti shok lain yang lebih empuk ya, pilihan saat ini antara shock Bajaj XCD 125 dual spring 400rb/bh, Shogun 110cc lama @150rb, Shogun SP dengan pengatur oli otomatis @180rb, atau GL Pro Neotech rata2 160-200rb/bh yang semuanya terkenal empuk. Tidak pakai shock variasi / racing karena justru lebih keras meskipun tingginya bs disetel. Cuma, u shock motor laki apa cocok ya pasang di bebek, soale mungkin saja empuk karena di motor laki tp pas pasang di bebek malah keras karena struktur bodi dan standar bebannya beda. Tapi herannya bengkel AHASS malah menyarankan pakai shock Honda Win seharga @160rb, katanya rebound-nya bagus meski panjang. Jadi bahan pemikirian saja dulu. Update: April 2010 – Indranesta saat ini sedang cari shock yang cocok utk harian dan boncengan, teringat mantapnya shock geser ala Astrea Prima dulu, tanya bengkel yg KW harganya 150rb sepasang, belum cek Ahass, juga belum cek pasar loak, fungsi geser2nya cukup praktis, tapi panjangnya masuk tidak ya ke Supra X? merk lain yg baru Proliner, tapi belum nemu referensinya selain iklan.
    4. Footstep Undebone: non-merk harga 80rb+pasang. Perlu membiasakan dengan gigi congkel. Ada harga ada mutu, footstep ini pernah lepas kait congkelan giginya untung saja msh ketemu+bautnyadi pinggir jalan, juga batang tuas pemindah giginya sering goyang, dan sekarang agak bengkok saking tipisnya. Kata bengkel yg pasang cuma supra x Indranesta yg msh bisa bertahan >6bl pakai brg ini, user lain sdh pada hancur/rusak. Update: April 2010 - Selama ini belum menemukan footstep UB yg kualitasnya lebih bagus, akhirnya maret lalu ada yg jual harga 150+25 pasang merk SND tuas congkelan gigi 2 pieces, platnya jg lbh tebal, ada lagi yg jual 130rb merk CLD (asli apa kw ya?) tapi belum lihat barangnya. Fungsinya benar2 praktis karena menopang kaki dengan enak dan nyaman, terutama saat speeding dan cornering.
    5. Mantel/Jas hujan: warna merah untuk berboncengan dengan 2 kepala. Seharga 40rb. Sudah sulit mencari yang model seperti ini sekarang, entah kenapa. Update: April 2010-Nyonya agak kurang nyaman dengan 2in1 ini, akhirnya kembali ke model jaket+celana, tinggal cari platik bungkus sepatu meski berat n harus tambah 2 tabung mantel di braket belakang selama musim hujan.
    6. Tabung serbaguna: Dipasang saat diperlukan saja, ada 2 buah, bisa dilepas2, dipasang jika perlu, di besi pegangan kiri dan kanan atau di braket. Bisa diisi mantel, botol air minum atau barang lain jika touring.
    7. Aki: GS Genuine MF (mintenance free) jenis kering harga 120-130rb – aki lama MF juga merk gak jelas, tapi tahan satu tahun harga 135rb. Tadi sempat dicek cas-an motor ke aki dg multitester oleh bos bengkel, ternyata hanya sekitar angka 5-6 saja, padahal kebutuhan cas sekitar 12, tercapai ketika mesin di rpm tinggi atau speed 80kpj. Langkah antisipasi panasi motor minimal 15 menit tiap pagi, efeknya aki bisa tahan s/d 2 tahunan. Layak dicoba…
    8. Tool kit (kunci baut/mur): seperti kunci inggris mini, kunci L set, kunci palang 4, amplas, obeng2, tang, busi & bohlam cadangan, posisi di center box. sedangkan kunci busi dll toolkit standar supra ada di bawah jok.
    9. Tali Bagasi: yang kecil2 ada2, yg besar/lebar 1 dg kode pengaman ala koper, berguna saat harus bawa barang2 ekstra besar/berat. Posisinya di center box.
    10. Pembersih: mini kanebo, lap kering, posisi di bawah jok, berguna saat kehujanan di parkiran/setelah dicuci
    11. Tuas/handle rem: merk lupa, warna chrome, ada setelannya 1-4 utk atur empuk-keras, jauh-dekatnya jarak handle, sangat-sangat-sangat berguna, apalagi rem depan supra terkenal keras/bantat, setelah pakai ini, nyaman n empuk sekali :)
    12. Hanfat/handgrip: Toyo, semi logam, nyaman digenggam, harga 45rb-55rb, hanya perlu penyesuaian, pegal2 rasanya di awal, tapi lama2 terbiasa jg.
    Waiting List:
    1. Jaket rider, cari yang tidak panas, tapi cukup kuat menahan angin, tidak perlu yang anti air, karena ada mantel. Naksir model air flow, penasaran DTMC yang di tangerang…
    Kinerja :
    1. Pelumas : untuk ini Indranesta masih melakukan pengujian sampai ketemu yang cocok untuk karakter Indranesta dan mesin Supra ini, sementara masih dilakukan pengujian/seleksi oli untuk menemukan yang paling cocok. Link: http://indranesta.wordpress.com/2009/02/10/seleksi-oli-bebek-–-honda-supra-x-100cc/
    2. BBM: Pertamax 92 + Katalis Broquet B1 seharga 80ribu model celup ke tanki, bisa bertahan s/d 40.000 km klaim penjualnya. Lumayan nambah kompresi, secara di Lampung tdk ada Pertamax plus 95, tarikan n pembakaran jadi yahud
    3. Spakbor: dengan diganti spakbor Yamaha Jupiter MX seharga 35rb warna hitam yang lebih ringan dan ramping, ini akan membuka alur udara lebih besar ke filter, dan mendapatkan pendinginan lebih baik untuk sirip mesin salain itu perombakan minimal ini mendongkrak penampilan cukup drastis, karena Indranesta lihat ciri khas Supra X adalah spakbor depan khas bebek Honda yang membulat terkesan sedikit gemuk dan lamban serta menutupi aliran angin ke filter. Sementara yang lain sudah lumayan seperti headlamp dan body.
    4. Filter Udara: seiring dengan pemasangan spakbor depan, maka filter udara juga perlu sedikit diubah, cukup dengan melepas busa filter saja, dan menambahkan silica gel (penghilang kelembaban) untuk menyerap uap air berlebih yang ada di box filter sebelum masuk ke karbu/mesin. Hasilnya, udara semakin lancar masuk ruang pembakaran seiring dengan betambahnya kecepatan, ini menghasilkan campuran pembakaran menjadi miskin bensin dan kaya udara di rpm menengah. Efeknya ketika putaran gas dipasang konstan di rpm tertentu maka kecepatan bertambah dengan sendirinya, hasilnya bbm semakin irit dan kinerja bertambah dengan mengurangi part busa filter. Tapi resikonya, jika udara terlalu kotor/polusi maka bisa berpengaruh pada kinerja mesin karena kotoran langsung masuk mesin dan tidak lagi bisa disaring oleh busa filter.
    5. Nitrogen: angin ban, dengan biaya 8-10rb sudah bisa didapat di bengkel mobil yang cukup besar, tekanan saat pasang baru depan 30, belakang 40. Efeknya:
      1. Tekanan ban stabil dalam jangka waktu lama, klaim pihak bengkel bahkan bisa sampai masa ganti ban, tetapi Indranesta merasa setiap 4-6 bulan sekali sebaiknya diganti nitrogennya.
      2. Lari kendaraan menjadi lebih baik, tidak harus sering mampir tukang angin untuk control tekanan ban (biasanya setiap 2 minggu apalagi jika musim hujan).
      3. Gear+rantai jadi lebih awet karena beban kerja yang stabil dari tekanan ban.
      4. Update: nitrogen ban belakang baru 90/70 = 50 psi
    6. Gear: depan turun jadi 14 dari 15 harga 10rb, belakang std 40, otomatis koefisien kecepatan menurun dari standarnya (15/40), namun akselerasi sedikit naik, jadi makin pede naik turun bukit. Rencananya jika nanti jadi ganti CDI dan Koil racing, rasio gear akan dikembalikan standar lagi 15/40 namun dengan merk Sinnob+rantai DID seharga 300rb, Indranesta masih menabung untuk menebus semuanya. Update: rencana ganti gir depan 13, mau ngetes akselerasinya sejauh mana. 22 April 10 sudah ganti gear 14 jadi 13, harga 17rb incl pasang. sekalian bersihkan area sekitar gir depan, kotor banget! Hasilnya, tarikan tambah maknyus! enteng dari gigi 1-4, tapi jangan harap top speed bagus, malah turun banyak, tapi gapapalah yg penting akselerasi stop n go + nanjak jago. Update 27 April: Efek turun mata gir depan terasa, top speed anjlok, gigi 3 max 80kpj, gigi 4 max 90 kpj, tp kenapa rasanya serem ya lari sekencang itu? plus tarikan bawah, gigi 1-2 dahsyat, selalu terdepan kalo di lampu merah, motor lain ketinggalan jauh, jadi serasa nostalgia pas bawa crypton,  paduan dg gas spontan daytona benar2 cocok rasanya.
    7. Kop+Kabel Busi: Splitfire – 25-40rb. Bahan kepala busi anti percikan air, terbuat dari semacam karet yang fleksibel. Karena mekanis Ahass tidak bisa menyambungkan ke koil maka kabel dan kepala busi racing ini disambung ke kabel busi lama, jadinya panjang sekali. (Indranesta heran juga, apa panjang kabel ini bukannya bisa menurunkan kualitas pembakaran? Mungkin perlu dicoba sambung langsung ke koil ketika ganti koil nantinya)
    8. Busi: Awalnya busi standar diganti Jumbo racing seharga 12rb, busi ini punya elektroda lumayan kecil dan focus, namun setelah melewati 4000km dirasa kinerjanya menurun, sehingga diganti busi emas GSP (Gold Spark Plug) harga 35rb (Juli 2009), titik elektrodanya lumayan besar, melebihi standar, namun tenaganya bukan main mantapnya. Untuk tahap awal Indranesta puas dengan busi ini. Berikutnya cincin/ring busi dilepas untuk mendapatkan pengapian yang lebih baik, sebelumnya warna kepala busi sedikit memerah meskipun belum merah bata. Update: 14 Sep 09: busi dicek untuk dilihat hasil pembakarannya, warna elektroda menjadi sedikit kemerahan (mirip merah bata) dan tidak basah,  dan terbukti tarikan memang lebih mantap, tetapi ada sedikit lapisan hitam2 di tempat ring seharusnya berada, mungkinkah ini oli atau bbm?. 12 April 2010 ganti busi Denso Iridium 0.4mm harga 90rb, tarikan mantap, hal ini karena busi lama (GSP)  basah n tdk bisa akomodir kebutuhan motor lagi bahkan pernah beberapa kali mogok pas hujan n habis cuci. Masih penasaran dg busi platinum series n TDR balistic series seharga 17-25rb.
    9. Knalpot: custom, model dual flow, warna silver. Merk lain yang diincar adalah Hung, Nobi triovale DB killer, AHM turbo cyclone (made in Malaysia). Akhirnya pada awal Juli 2009 bisa ganti dengan Nobi Triovale AL series dual sound seharga 210rb warna hitam. Bisa dilepas db killer-nya dengan penambahan sedikit akselerasi, tapi suaranya jadi ekstra keras, kasihan yang dengar, tapi enaknya kendaraan di depan pada minggir kasih jalan. Knalpot nobi ini cukup membantu ketika harus naik turun perbukitan, masih bisa lari di atas 60kpj di sudut tanjakan 45 derajat lebih. Awal 2010 ini sedang mencari info Nobi 3Bold karena adanya tutup (cover) pelindung panas untuk kaki, karena Nobi triovale yang sekarang sudah makan korban beberapa celana kerja yang bolong dan gosong plus membekas di knalpot, maklum, pakai footstep underbone jadinya posisi ujung celana pas di leher knalpot yang tak terlindung. Update: 1 April 2010 – sudah ganti Nobi 3bold silver harga 250rb, db killer terpasang, tarikan khas nobi, suara lebih halus karena saringan db killer juga lebih halus, selain itu fitur cover anti panas cukup membantu.
    10. CDI: Akhirnya pada 13 Feb 2010 Indranesta mengganti CDI dengan Varro, seharga 80rb. Tujuannya sederhana, ingin membuktikan kehebatannya dan menambah tenaga karena roda depan seret setelah ganti kampas baru, itu saja. Proses penggantian sangat cepat, tinggal copot yg lama n pasang yg baru. CDI ini ada garansi dua bulan. Pertama dicoba terasa sedikit beda, lebih stabil putaran mesinnya. Sempat tanya mekanik senior Ahass soal CDI unlimiter ini, katanya mesin tidak jebol, tapi kuatir keenakan nariknya jadi lupa keselamatan. Jadi harus ekstra hati2 nariknya. Sementara performa motor tidak naik drastis, hal ini jelas dikarenakan hambatan di rem cakram depan yg baru saja diganti kampasnya, jadi masih seret, mungkin sekitar sebulanan baru terasa pengaruhnya. Setelah cakram beres, barulah terasa efeknya CDI varro, enak juga tarikannya, paling enak pas start pagi, sebentar saja sudah langsam sempurna, akselerasi bertambah meski top speed tidak begitu berpengaruh, langsam sempurna juga didapat saat mesin distart dalam kondisi dingin atau setelah kehujanan, tidak perlu lagi pemanasan lama2, langsung ngacir. Jadi, kl ada keluhan mesin Supra X susah start di suhu dingin/pagi, mungkin ganti CDI bisa jadi solusinya :)
    11. Upgrade PJ: (pilot jet) ukuran 40 merk Veezumi, harga 20rb+15rb ongkos pasang & stel karbu. Hasilnya tarikan sedikit tambah enak, sedikit tambah spontan, dan pastinya tambah boros… karena seringnya keenakan narik gas jadi lupa ngirit.  Top speed sepertinya tetap tapi akselerasi lebih cepat. Efek lainnya stasioner mesin jadi agak kacau, kalau nutup gas di lampu merah or berhenti sering mati sendiri mesinnya, sudah dua kali stel ulang angin karbu tapi masih sama kondisinya. Apakah perlu ganti MJ (main jet) juga? masih dipertimbangkan, tapi jika hanya menambah boros lebih baik dikembalkan ke standar saja… alasan penggantian ini untuk menguji efek tambahan suplai BBM ke mesin, hanya dilakukan pada PJ karena mesin masih standar, lain halnya jika mesin upgrade baru dinaikkan juga MJ nya minimal satu step. Efek lain yang terasa adalah bau asap kenalpot seperti lebih “basah” alias banjir BBM, dan ini juga diamini mekanik senior Ahass langganan. Masih dicoba satu periode oli lagi jika masih tidak nyaman maka akan dikembalikan ke standar PJ nya. 28 Maret ’10 kembali lagi ke standar PJ dan hasilnya stabil dan aman2 saja, stasioner mantap, meski tarikan tak seenak PJ 40 tapi bbm pun makin irit, sip. Sementara MJ tidak perlu naik/diganti selama belum ada upgrade dalaman mesin (oversize). Update: awal April, PJ kembali normal, tarikan normal lagi, bbm irit lagi.
    12. Gas spontan : Indranesta merasa perlu pakai gas spontan karena malas ngurut gas lama2 saat naik turun bukit, apalagi pas buru2, jadi cari gas spontan saja, tidak perlu pakai engine cut on/off+electric starter, yg jelas harus 30%-60%. Merk yg ada di pasaran macam2, juga kw nya banyak, bungbon, domino, termignoni, kitaco, TDR, CLD, tinggal pilih, tapi di Lampung sini belum ketemu yang cocok. Harga kw rata2 <100rb, asli bisa sampai jutaan. Update: 12 April 2010 pasang gas spontan Daytona harga 70+15 pasang, tanpa on/off mesin, tanpa starter mesin, sudutnya kecil <60 derajat, tapi jadi berat nariknya, sudah tdk perlu ngurut gas lagi sekarang…
    Nobi triovale AL series dual sound with DB killer black on Supra X Indranesta
    Waiting List:
    1. CDI : Jika masih kurang, CDI Racing XP 202. or yang dual stage (normal+racing), atau CDI Varro unlimiter 80rb bisa jadi pilihan. Tapi kalau dilihat dari harga bisa jadi Varro duluan yg akan dipakai, dengan resiko mesin jebol kalau tidak hati2 nariknya.
    2. Koil racing – Yoshimura 125-150rb, XP 150rb, Blue thunder 150-170rb, melihat uji tes di tabloid perbandingan koil racing mungkin pilihan jatuh ke koil Kitaco 125rb
    3. Spuyer/jetting set: Ganti pj/mj upgrade, hanya saja masih dipikirkan perlu-tidaknya. Update: Mungin ganti MJ naik satu angka, karena lebih terpakai di topspeed. Menunggu saat servis kalau ini.
    4. Hydrogen booster–100-150rb lebih irit. harga naik jadi 200rb kalau tdk salah.  http://www.hydropower66.blogspot.com/ atau HG power http://www.hg-power.com/ seharga 300rb atau HCS system ala pakdebin kaskus 90-100rb http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1456419 HCS ini tidak pakai air tapi premium/pertamax jadi tdk bikin tekor aki harga pun lebih murah, tapi harus jebol leher intake & tutup tanki, tulisan ttg HCS bisa didapat disini http://penghematbahanbakariritabis.blogspot.com/
    5. Gear set Sinnob–300rb warna hitam, free delivery DKI. Saat ini kondisi gear dan rantai menurut mekanik AHASS masih memadai dan belum perlu diganti. Kalau pun jadi ganti mungkin juga harus ganti cover rantai, dan gear depan tidak dipasang karena terlalu tebal.
    6. Kiprok/regulator: aslinya 100rb lebih, tapi yang penting bisa charge accu MF minimal 10v supaya lebih kuat n awet
    7. Per & kampas kopling: pasangan di kopling utk akselerasi spontan dan anti drop power saat naik gigi. Tipe semi racing diperlukan utk supra x yg tdk pakai kopling manual. Hal ini disarankan sama bengkel pasang per kopling racing yg keras untuk nambah akselerasi & mengurangi drop tenaga saat shifting/naik gigi (memang terasa ada loss!), seharga 80-125rb. pilihannya ada bbrp, tp setelah hunting2, cari yg agak empuk n tidak terlalu “loncat” jd cocok dg supra x yg tanpa kopling manual, merk pilihan yg ada yoshimura n kitaco harga 75-100rb. Apakah perlu ganti kampas kopling juga? kita lihat nanti…
    8. Upgrade mesin step 1: jika masih kurang dan ada dana, mungkin perlu upgrade mesin, tipikal akselerasi/torsi terjaga dari bawah sampai atas, mesin square/seimbang, port polish intake n exhaust, dan semacamnya. Sekali lagi, kalau perlu saja…
    Plus : Penampilan : tema Black Box, Indranesta usahakan semua part yang terpasang berwarna hitam senada. selain bermaksud untuk mengumpulkan panas karena mesin Honda Supra X ini berkarakter dingin, warna hitam juga akan membuat motor ini terlihat tidak “entengan”.
    • Sticker-signs – yang paling penting dr sticker adalah fungsinya, yakni sebagai penanda, peringatan, pemberi tahu, bukan sekedar pemanis. Sticker standar pabrik tentang kode angin ban, jarak main rantai, dan penggunaan spare part AHM ori Indranesta pindah ke bawah jok karena sticker ini cukup penting tetapi tidak harus selalu terlihat. Sementara sticker pemanis ada pada logo Honda di atas batok lampu dan di samping cover gear depan kiri, text “Daytona” warna hitam pada swing arm silver, text “Yoshimura” pada body samping mewakili koil dan handle grip yang dipakai, text “Splitfire” pada spakbor depan mewakili kepala busi yang dipakai. Sedangkan sticker lainnya lebih pada factor pendukung kemanan, kenyamanan dan kinerja juga, contoh:
      1. sticker “Bismillah” warna kuning terang di bawah speedometer memberi tahu siapa pun yang memakai motor ini supaya jangan lupa baca doa sebelum berangkat.
      2. sticker “Pertamax Only” di atas center box memberi tahu siapa pun yang memakai motor ini supaya jangan salah bahwa isi bensin harus minimal pakai pertamax.
      3. sticker “Nitrous Tires” di kiri spakbor memberi tahu siapa pun yang memakai motor ini supaya jangan salah bahwa isi angin ban harus pakai nitrogen.
    • Cover Scott Light bodi samping, untuk menutup sticker asli, karena dikomentari oleh keluarga kalau tampilan sudah jantan tapi masih ada tulisan Supra X di bodinya J. Lantas ada rencana menutup bodi samping dengan scott light polos warna hitam, dan ditambah dengan motif.
    Tulisan ini masih jauh dari sempurna, mohon komentar, masukan, dan saran serta diskusi dari rekan2 biker, dan tulisan ini masih akan diupdate terus, karena mendongkrak performa Supra X belum berhenti sampai di sini, dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi rekan2 biker pemakai Supra X.
    Update Desember 2009: Ganti spion dengan milik Honda CS1
    Update 13 Februari 2010: Ganti kampas rem AHM + Ganti minyak rem DOT4 + CDI Varro (info lengkap silahkan cek di masing2 kategori : kinerja dan keamanan di atas), tks.
    Untuk foto dari beberapa sisi sedang diusahakan, jadi mohon rekan2 biker bersabar, tks.
    Update 28 Februari 2010: Ganti PJ ukuran 40 merk Veezumi dan stel angin karbu + ganti relay klakson merk Hella karena yang lama mati. Masalah cakram sudah beres, CDI Varro lebih terasa tenaganya
    Update 28 Maret 2010: Ganti accu (aki) karena soak alias matot dg GS genuine MF dan Pasang kembali PJ standar 38. ==> pls check detail di atas…
    Dalam waktu dekat: gear depan turun jadi 13 (uji akselerasi) + ganti knalpot Nobi 3bold series silver + ban 90/70 belakang corsa s123 atau swallow atau Duro (masih survey tapi sudah positif ganti karena mendesak, ban belakang sudah tipis — dalam tapak <1,6mm) + spakbor MX ganti merk yang lebih bagus/tebal karena yang lama retak tidak tahan getaran ban, jalan, dan angin.
    Update 11 April 2010: Sudah ganti knalpot Nobi 3bold silver, ganti ban belakang dengan Corsa S123 tubeless 90/70 (lebih lebar), ganti spakbor MX baru karena yang lama retak. Silahkan temui detail di atas… selain itu Indranesta sedang mempertimbangkan HCS (hidrogen booster) karena tarikan tambah berat setelah ganti ban lebar. Selain itu PJ sudah dikembalikan ke standar dan sudah distel ulang karbunya, rasanya mesin sangat melegakan, stasioner tidak masalah lagi, iritnya kembali lagi meski tarikan tidak sehebat waktu pakai PJ40 (well, you win some, you loose some)
    plus tulisan faktor keamanan soal gas spontan, helm SNI emboss berventilasi, shock belakang, dan upgrade footstep underbone.
    Mungkin senin 12 April foto2 terbaru dari beberapa sudut akan hadir, memenuhi permintaan rekan2 biker sebelumnya… :)

    masih kurang? :)
    Update 20 April 2010: kinerja motor
    Sudah seminggu pasang busi Denso Iridium 90rb, gas spontan Daytona seharga 70+15 pasang. Klakson baru model standar 25rb, grip goyo 50rb, Adjustable handle rem 28rb, silahkan simak tulisan2 terkait di atas :)
    Update 22 April 2010: kinerja motor
    Baru saja ganti gear depan, turun dari 14 jadi 13, total 17ribu.
    Update 27 April 2010:
    Efek turun mata gir depan terasa, lengkapnya ada di tulisan di atas. Tgl 26 April pasang kaliper satu piston cakram depan milik Honda GL Pro sang legendaris. Plus mulai mempertimbangkan ganti per & kampas kopling semi racing.
    Jadi pengen upload foto terbaru dg gas spontan daytona, grip, n handle rem baru, n kaliper baru… :)
    Update 1 mei 2010:
    Posisi sdg di Jakarta, jadinya bisa menyambangi lokasi HCS (Pakdebin) di Panglima Polim, Jaksel, sayang motor2 yg dipasangi HCS sudah selesai, jadinya hanya diskusi saja sambil lihat2 produknya. Tertarik ceritanya utk nambah torsi bisa dg memperkecil lubang intake ke karbu pake paking alumunium yg lebih kecil diameternya, ada yg pernah mencobanya?? :) , selain itu untuk pengapian selaras, kalo sdh ganti cdi baiknya koil jg diganti (jadi malu koilnya msh standar, tar ganti koil kitaco ah…). Lanjut ke arah bonjer-kedoya, survey helm… di juragan helm disarankan datang ke bazar otomotif 8-9 mei mendatang, jadi siap2 bikin daftar buruan nih, biar gak jebol kantong hehe, banyak part2 yg jarang ada soalnya plus yg baru juga ada, seperti helm SNI emboss model baru, oh ya, per April 2010, harga helm SNI emboss naik 15-40rb lho, jadi jgn pada kaget ya :)
    Info tambahan: buat yg masih cari/naksir center box, silahkan sambangi toko variasi di seberang ITC Permata Hijau, arah kebon jeruk, sebelum lampu merah, cuma ada satu toko variasi motor di situ, lupa nama tokonya, dulu Indranesta beli di sana, dan tadi masih ada stoknya kelihatan satu, siapa tahu  cocok dg motor rekan2 biker…
    Bagi yg cari kepala+kabel busi splitfire, kebetulan lihat ada 2 buah di toko helm/variasi lokasinya sebelum toko juragan helm arteri kb.jeruk, lupa nama tokonya juga, harganya jg lupa tanya hehe… moga bermanfaat…
    Update 9 Juli 2010:
    Upgrade yg melelahkan, tapi memuaskan sejauh ini… jadi selama dua bulan terakhir tdk sempat update, sbb:
    • Bubut magnet, 60rb
    • Porting & Polish Head (in-ex), 100rb
    • Ganti klep, 60rb+ongkos 25rb
    • Ganti noken as 280 derajat, 250rb
    • Ganti rantai sentrik set, 45rb+ongkos 25rb
    • Koil ganti TDR 150rb
    • Kop busi ganti TDR 40rb
    • PJ naik jadi 40, stasioner bagus
    • Lepas DB killer nobi (freeflow now)
    • Ring bensin 24000 gauss, 150rb
    • Nano energizer, 55-75rb, benar2 nendang, terutama gigi 1, klaimnya bisa sampai 30.000km
    • Pasang cakram belakang, 450rb
    • plus rapikan nopol+mika+frame, 80rb
    • rapikan braket cakram depan dan belakang (dihaluskan & pylox silver+hitam) 30rb
    sementara pointer2 nya dulu ya bro n sis, penjelasan lengkapnya+foto2 baru menyusul :) 

    http://indranesta.wordpress.com/2009/08/07/mendongkrak-performa-supra-x-100cc/

Post Title

Mendongkrak Performa Supra X 100cc


Post URL

https://moto-trendz.blogspot.com/2011/06/mendongkrak-performa-supra-x-100cc.html


Visit New Moto Trend for Daily Updated Wedding Dresses Collection

Popular Posts

My Blog List

Blog Archive